Beda Pandangan soal Hak Cipta, Fadly dan Piyu “Begitu Indah” Sepanggung Bersama: Musik Lebih Besar dari Ego

pttogel Dunia musik Tanah Air kembali menorehkan kisah yang menarik perhatian publik, kali ini datang dari dua musisi ternama: Fadly (vokalis band Padi Reborn) dan Piyu (gitaris sekaligus pencipta lagu dari band yang sama). Meski sempat berselisih paham soal hak cipta lagu legendaris “Begitu Indah”, keduanya justru tampil sepanggung membawakan lagu tersebut—sebuah momen yang tidak hanya menyentuh, tapi juga sarat makna tentang kekuatan musik sebagai pemersatu.

Latar Belakang Perselisihan: Hak Cipta “Begitu Indah”

Permasalahan bermula dari perbedaan pendapat mengenai hak cipta dan kepemilikan karya musik. Piyu sebagai pencipta lagu “Begitu Indah” menyatakan bahwa lagu tersebut merupakan karyanya secara penuh, dan sebagai pencipta, ia berhak menentukan penggunaan, pengaturan royalti, serta kontrol atas performa publik lagunya. Namun di sisi lain, Fadly yang telah membawakan lagu tersebut sejak pertama kali dirilis dan menjadi salah satu suara yang melekat dalam karya tersebut, merasa memiliki ikatan emosional dan moral yang tak kalah kuat.

Perbedaan pandangan ini sempat menimbulkan perdebatan di ruang publik. Fadly bahkan sempat menyinggung soal pentingnya transparansi pembagian hak cipta dan hak terkait di industri musik Indonesia, di mana banyak musisi merasa kurang mendapat keadilan dalam hal distribusi royalti, terutama yang berkaitan dengan pertunjukan langsung atau penggunaan lagu dalam media.

baca juga: walikota-farhan-pesawat-berbadan-lebar-tidak-usah-ke-bandung

Momen Damai di Atas Panggung

Namun, publik dibuat terkejut sekaligus terharu ketika Fadly dan Piyu justru tampil bersama membawakan lagu “Begitu Indah” dalam sebuah acara musik beberapa waktu lalu. Tidak ada ketegangan yang terlihat, bahkan sebaliknya, keduanya tampil harmonis dan penuh penghayatan—menghidupkan kembali kenangan akan kejayaan lagu tersebut yang menjadi salah satu ikon musik Indonesia awal 2000-an.

Penampilan itu seakan menjadi bukti bahwa meski ada perbedaan prinsip, musik tetap bisa menjadi jembatan untuk menyatukan. Banyak penggemar memuji sikap dewasa kedua musisi tersebut yang lebih memilih berdamai di atas panggung dibanding memperpanjang konflik di ruang publik.

Reaksi Publik dan Musisi Lain

Momen ini tentu mendapat respons positif dari penggemar maupun rekan-rekan sesama musisi. Media sosial dipenuhi komentar dukungan, apresiasi, dan harapan agar musisi Indonesia ke depan dapat lebih kompak memperjuangkan hak mereka, sembari tetap menjaga silaturahmi dan persahabatan.

Musisi senior seperti Iwan Fals dan Glenn Fredly (alm.) di masa hidupnya juga pernah menekankan pentingnya solidaritas antar musisi dalam memperjuangkan hak ekonomi dan moral atas karya cipta. Perselisihan antara Piyu dan Fadly dinilai sebagai cerminan realita industri, namun penyelesaiannya—dengan saling menghargai dan tetap profesional—layak dijadikan contoh.

Hak Cipta: Persoalan Lama yang Belum Tuntas

Persoalan hak cipta memang bukan isu baru. Di Indonesia, perlindungan terhadap hak pencipta dan hak terkait masih menghadapi tantangan, mulai dari pemahaman hukum yang belum merata hingga sistem royalti yang belum sepenuhnya transparan. Banyak musisi yang mengeluhkan distribusi yang tidak adil, atau penggunaan karya tanpa izin yang masih marak.

Meski telah ada lembaga seperti Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan regulasi terkait, pelaksanaannya belum maksimal. Peristiwa seperti yang dialami Fadly dan Piyu sebenarnya bisa menjadi titik tolak untuk membuka diskusi yang lebih luas dan serius mengenai reformasi sistem hak cipta di Indonesia.

Menatap ke Depan: Kolaborasi, Bukan Konfrontasi

Apa yang ditunjukkan oleh Fadly dan Piyu bisa menjadi inspirasi. Musik, sejatinya adalah bahasa universal yang melampaui ego pribadi. Ketika dua musisi besar yang sempat berbeda pandangan bisa kembali berbagi panggung dan energi, itu membuktikan bahwa penghormatan terhadap karya dan persaudaraan bisa berjalan beriringan.

Ke depan, penting bagi para musisi, produser, dan pihak terkait di industri musik untuk bersama-sama membangun sistem yang lebih adil, transparan, dan suportif. Tanpa mengabaikan hak pencipta, tetapi juga tidak melupakan kontribusi para pelaku musik lain yang membuat sebuah lagu menjadi hidup.

Penutup

Perbedaan pandangan bukan akhir dari segalanya. Fadly dan Piyu telah membuktikan bahwa dalam dunia yang penuh ego dan kepentingan, masih ada ruang untuk persatuan, penghormatan, dan cinta terhadap musik. Penampilan mereka membawakan “Begitu Indah” bukan hanya nostalgia bagi penggemar, tapi juga simbol rekonsiliasi yang indah—bahwa pada akhirnya, musik lebih besar dari sekadar kepemilikan. Musik adalah tentang rasa, tentang cerita, dan tentang kebersamaan.

sumber artikel: tokopedia99.id